Selasa, 26 Oktober 2010

Ingatlah Ibu Mengandung Dan Melahirkan Kita Dengan Susah Payah

            Setelah anda diajak untuk mulai mensyukuri Oksiegen yang seringkali diremehkan keberadaannya bagi hidup anda. Sekarang adakah alasan lain kenapa anda harus bangkit dari permasalahan hidup anda? Adakah alasannya mengapa hidup kita ini sangat berharga? Ada, yaitu ingatlah bahwa Ibu mengandung dan melahirkan kita dengan susah payah.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS. Luqman (31): 14)

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
(QS. Al Ahqaaf (46): 15)

Telah terbukti secara ilmiah bahwa wanita yang hamil melewati berbagai fase. la harus memperhatikan kondisi janinnya dengan berbagai hal yang mendukung pertumbuhan janinnya. Pada beberapa fase tersebut, kondisi fisik tubuhnya mengalami berbagai perubahan, sesuai dengan beban yang diterimanya dari janinnya. Misalnya, beban terhadap jantungnya bertambah sekitar 30% dari kapasitas normal, jumlah darah bertambah 30% dari jumlah rata-rata sebelum kehamilan. Hal tersebut harus diiringi oleh pertambahan dalam bernapas. Sehingga, jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru mencapai sekitar 40% dari jumlah rata-rata biasanya.
Secara alami, wanita hamil dan janinnya mempunyai sisa-sisa pencernaan kimia. la harus membuang kotorannya dan kotoran janinnya. Oleh sebab itu, ginjalnya menanggung beban lebih banyak mencapai 60%. Hal ini mengharuskan peredaran darah yang cepat.
Para ilmuwan telah menghitungnya dengan perhitungan yang detail dan terperinci. Misalnya, mereka temukan bahwa darah yang dipompa jantung dalam satu menit mencapai 1 liter. Dari jumlah tersebut rahim mendapatkan sepertiga atau tepatnya setengah liter, kulitnya mendapatkan sepertiga, dan ginjal menerima darah sekitar 400:500 cm dalam setiap menit.
Telah ditetapkan bahwa pertumbuhan janin membutuhkan tenaga lebih banyak, dari tenaga yang dihasilkan ini menghasilkan sisa-sisa pembakaran. Apabila ditahan panas di dalam rahim, akan mengakibatkan kenaikan suhu yang tidak dapat diperkirakan akibatburuknya. Oleh sebab itu, peredaran darah semakin cepat antara rahim dan kulitnya untuk nu'mbawa darah yang mengandung panas yang dikeluarkan ke kulit sebagai sirkulasi dan membuangnya.
Di bawah kulit, darah mendingin sejenak dan kembali ke peredarannya di dalam tubuh. Lalu, ia mengambil panas dan kembali lagi ke kulit membawa panas tersebut untuk dilepaskan. Demikianlah berulang kali terjadi peredaran yang repat. Setiap sesuatu ada perhitungan yang teratur dan terperinci.
Aktivitas fisiologi ini diikuti oleh pertambahan berat wanita hamil yang mencapai sekitar 12 kg, rahim dan kandungannya bertambah sekitar 5 kg yang dibagi sebagai berikut.
1.  Rahim bertambah sekitar 1 kg.
2.  Cairan ammonium yang menyelimuti janin 1 kg.
3.  Plasenta 1 kg.
4.                Janin mencapai berat sekitar 3 kg ketika dilahirkan.
5.                Sisa pertambahan berat (6 kg) terbagi antara lemak, darah, dan cairan yang menyebar di antara sel-sel. Jumlah darah dan cairan bertambah dari ukuran rata-rata mencapai sekitar 2 kg. Lemak yang disimpan mencapai sekitar 4 kg. Simpanan tersebut seperti bank cadangan yang dipakai sebagian oleh ibu hamil ketika menyusui anaknya.

Pada dinding rahim terjadi beberapa perubahan penting, berat otot badan bertambah secara teratur pada bulan pertama pertumbuhan janin. Pada sekitar bulan keempat atau kelima permulaan kehamilan, urat atau otot tubuh mengental dan bertambah padat dua kali lipat dengan panjang berlipat ganda hingga 10 kali lipat. Pada bulan-bulan terakhir kehamilan hanya terjadi sedikit pertambahan berat dinding rahim. Namun, ia membesar sesuai dengan pertumbuhan janin dan melunak kekenyalannya secara bertahap mulai dari 9 mm pada bulan kelima sampai sekitar 6 mm sebelum kelahiran.
Seluruh perubahan fisiologis ini terjadi pada kehamilan normal. Pada berbagai kondisi ditambah dengan kesulitan adanya peradangan saluran kencing yang bertambah besar di masa kehamilan, yang mengakibatkan hilangnya albumin di dalam air seni. Sehingga, menimbulkan pembengkakan wajah dan kaki.
Banyak juga terjadi dalam kehamilan ketidakstabilan tekanan darah. Mayoritas ibu-ibu menderita penurunan tekanan darah yang mengakibatkan rasa pusing (vertigo). Kadang-kadang terjadi kenaikan tekanan darah. Apabila tidak diobati secepatnya, akan mengakibatkan keracunan yang sangat berbahaya dan berefek pada meninggalnya janin atau ibu hamil.
Ibu tidak menderita kesulitan-kesulitan tubuh saja. Akan tetapi, kondisi psikologisnya mengalami kekacauan. la berada dalam keadaan antara harap-harap cemas, sedih atau gembira, khawatir dari kehamilan dan kesulitan-kesulitannya. la mengharap pertolongan Allah dari kesusahan-kesusahan yang dideritanya.
Ibu hamil berada dalam keadaan lemah dari sejak awal masa kehamilan hingga masa kelahiran bayinya. Berakhir masa kelahiran dalam tiga tahap. Pertama, pembesaran leher rahim sehingga memudahkan kepala janin masuk ke dalamnya.
Kedua, kontraksi rahim dengan kuat, yang merupakan puncak kesakitan yang diderita ibu, untuk mendorong janin ke saluran kelahiran agar keluar ke alam nyata. Ini merupakan masa kritis pada hidup ibu maupun anaknya, bahkan hidup keduanya. Oleh sebab itu, sebagian orang mengibaratkannya dengan perkataan mereka, "Itulah proses keluarnya satu jiwa dari jiwa yang lain atau satu ruh dari ruh yang lain." Itulah ungkapan yang menunjukkan besarnya beban ibu dalam melakukan pencegahan dan perawatan terhadap jiwa dan tubuhnya.
Ketiga, pelepasan plasenta yang menyuplai kebutuhan nutrisi janin. Yakni, setelah lepasnya darah ketuban ibu yang menanggung bebannya dengan penuh kerelaan. Pada saat proses kelahiran, berlangsung berbagai peristiwa yang dipenuhi dengan kehebohan dan penderitaan.
Saat itu otot rahim berkontraksi (mengerut) dengan sangat kuat, membesarnya leher rahim, yang menyebabkan timbulnya denyutan kegelisahan lebih kuat. Demikian juga pada daerah yang melingkupi tulang panggul. Denyutan-denyutan ini berpindah dalam sirkulasinya dari bagian kecil dari otak yang disebut hipotalamus yang menerjemahkan isyarat yang sampai kepadanya dan mengubahnya menjadi kelenjar pituitary (pituitary gland) yang tersembunyi tepat di atasnya. Lalu, dijawab secara cepat. Sehingga, timbul lebih banyak lagi hormon yang menciutkan otot rahim. Pengaruh hormon tersebut yang berpindah dari jalan darah ke otot, membuat rahim bertambah mengerut. Sehingga, mengakibatkan bertambah lebarnya leher rahim yang menimbulkan denyutan napas yang lebih kuat.
Demikianlah berlangsungnya proses kelahiran dalam beberapa episode yang terjalin rapi. Yakni, dari menahan sakit hingga kegembiraan ketika keluarnya bayi yang dikandung. Kesakitan dan beban yang ditanggung ibu hamil, kadang-kadang mengakibatkan kematian baginya. Sehingga, Allah mewasiatkan pada seorang anak agar berbuat baik kepada ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah seperti di dalam firman-Nya di atas. Maka tampaklah bagi kita sekarang akan keindahan susunan bahasa Al Qur’andi dalam menjelaskan keadaan kehamilan seorang ibu yang merupakan kemukjizatan ilmiah dalam kalimat yang singkat dan ringkas.
Seorang illmuwan Kanada, Kate Moore[1], berkata, "Telah diketahui bahwa kehamilan tidak terjadi kecuali dengan adanya pertemuan antara satu spermatozoa dengan ovum. Tetapi, kemukjizatan ilmiah Al Qur’anyang saksikan menjelaskannya dalam satu kata yang menggambarkan seluruh kejadian yang terjadi setelah pembuahan, yakni kata ‘Taghiid’ yang berarti mengurangi, yakni dalam firman Allah:

Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap wanita, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
(QS. ar-Ra'd (13): 8)

Kata-kata yang mengurangi menggambarkan beberapa peristiwa. Setiap saat spermatozoa mendekati ovum, maka akan berkurang jumlahnya.Mari kita ikuti pembicaraan dengan Profesor Kanada, Kate Moore, yang merupakan ilmuwan embriologi terkenal. La mengatakan, "Ketika dilakukan pemeriksaan terhadap fase-fase janin di dalam kandungan ibunya dengan menggunakan peralatan canggih dengan teknologi mutakhir, sesuai sekali dengan apa yang disebutkan di dalam Al Qur’andari periode pembentukan tulang, daging, dan lain sebagainya."
Ketika dikatakan padanya, "Apakah mungkin Rasulullah mengetahui seluruh perincian tentang janin?" la menjawab, "Mustahil... dunia pada waktu itu tidak mengetahui bahwa janin tercipta dalam beberapa fase. Bahkan, ilmu pengetahuan hingga saat ini belum dapat menamakan fase-fase janin. Tetapi, menyebutkannya dengan penomoran pada waktu Al-Qur"an menjelaskan dengan menggunakan istilah yang terbatas dan ringkas serta terperinci. Jelaslah bagi saya bahwa petunjuk-petunjuk ini datang pada Nabi Muhammad dari Allah."
Kemudian ilmuwan Kanada tersebut menyimpang dari pokok pembicaraan menjelaskan secara global sambil berkata, "Sebenarnya pemikiran evolusi janin dalam beberapa fase baru ditemukan pada abad kedua puluh. Fase yang disebut ilmuwan dengan zygote merupakan fase pertama pembentukan janin yang secara tepatnya adalah nuthfah. Banyak ilmuwan dan orang-orang yang menafsirkan nutfah dengan sperma saja. Namun, kemudian terbukti bahwa nuthfah terbentuk dari setetes kecil dari percampuran laki-laki dan wanita atau dari air mani laki-laki dan ovum wanita.
Kemudian saya pelajari juga fase-fase perkembangan janin yang lain. Maka, saya temukan fase kedua dari periode-periode perkembangan janin sesuai dengan pembagian di dalam Al Qur’anyakni periode "alaqah" 'segumpal darah'. Pada fase ini zygote atau nuthfah melekat ke dinding rahim. Saya sangat kebingungan dan takjub serta terpesona terhadap penafsiran ini yang tidak mungkin datang kecuali dari ahli atau pakarnya. Hal demikian karena janin menyerupai segumpal darah setelah 23 hari.
Kemudian tiba fase ketiga dari perkembangan janin, yakni fase mudghah atau segumpal daging yang dimulai dari hari ke-23 atau ke-25 pembentukan janin. la sangat mirip sekali dengan segumpal daging. Kemudian tiba fase pembentukan tulang setelah fase mudghah, seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur'an. Hal ini pun terjadi secara nyata terhadap janin. Sehingga, merupakan kemukjizatan ilmiah Al-Qur'an. Karena, ia menjelaskan kenyataan yang terjadi pada janin sebagaimana ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern."
Prof. Moore terus menerangkan fase-fase perkembangan janin sebagaimana yang dijelaskan Al-Qur'an. Kemudian dikuatkan kesahihannya oleh penelitian ilmiah. la mengung-kapkan hal tersebut dengan berkata, "Sampai saat ini segala yang saya baca secara mendetail dari segi keilmiahan. Itulah yang disebut dengan kemukjizatan. Sedangkan, sesungguhnya setiap apa yang terdapat di dalam Al Qur’ansesuai dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Saya juga menemukan dalam penelitian yang rumit bahwa segala gambaran Al Qur’ansangat sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam perkembangan janin."
Dokter Perancis, Maurice Bucaille, berbicara tentang Al Qur’andan kandungan ilmiahnya, berkata, "Agar kita mengetahui dengan baik kecocokan antara pengetahuan yang terdapat di dalam Al Qur’ansebelum 14 abad yang lalu dan antara hakikat-hakikat ilmu biologi modern secara khusus reproduksi manusia, maka sebaiknya kita menyebutkan tentang fase-fase pembuahan biologis yang terkenal pada masa ini yang dapat kita ringkas dalam lima fase berikut ini.
  1. Pemisahan ovum (sel telur) dari ovari (indung telur) pada masa kesuburan, atau pada pertengahan periode menstruasi bulanan.
  2. Pembuahan ovum apabila bertemu dalam kondisi yang mendukung pembuahan dengan beberapa cairan sperma laki-laki atau mani meskipun dalam jumlah sedikit.
  3. Sperma laki-laki dihasilkan oleh testis. Tetapi, di sana terdapat beberapa kelenjar lain yang ikut serta menghasilkan zat yang ditambahkan pada sperma. Namun, tidak mempunyai efek pembuahan. Kemudian seluruh sperma ini keluar ketika ejakulasi pada saluran kencing organ kelamin laki-laki.
  4. Setelah pembuahan sel telur dengan spermatozoa, dimulailah masa kehamilan dengan fase-fasenya. Mulai dari ovum yang tidak memiliki bentuk tertentu sehingga menjadi sebentuk daging. Kemudian membentuk tulang dan anggota badan serta otot, dan selanjutnya.
 
Apabila kita membaca Al Qur’an dengan tekun, maka akan kita temukan banyak ayat Al Qur’anyang berbicara tentang reproduksi manusia. Yang mengagumkan hati bahwa ayat-ayat ini semuanya sangat sesuai dengan apa yang kita sebut dengan periodeisasi pembuahan dan kehamilan sebagaimana diketahui pada hari ini dari data-data ilmu biologi modern. Sebagai contoh kita ambil ayat ini:

 
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
(QS. Az Zumar (31): 6)

Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim. Ayat ini menegaskan bahwa pembentukan janin terjadi dalam tahap "kejadian demi kejadian" sebagaimana ia mengisya-ratkan bahwa janin berada dalam kegelapan selama masa kehamilan. Namun, kita bertanya-tanya kenapa disebut dengan Tiga Kegelapan?
Dr. Bucaille berkata, "Tiga kegelapan merupakan tiga penyekat atau lapisan yang memisahkan janin dari dunia luar. Janin hidup di dalam membrane plasenta yang terdapat di dalam rahim wanita. Atas dasar ini, maka tiga kegelapan di ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan kegelapan adalah:
1.      Kegelapan Membrane Plasenta (Amnion Membrane),
2.      Kegelapan Rahim (Decudea Membrane), kemu­dian
3.      Kegelapan Dinding Perut (Chorion Membrane)"[2].

Dr. Bucaille mengungkapkan bahwa dia bisa memperoleh beberapa ungkapan terperinci dan mendalam dari kata–kata yang dipergunakan dalam Al Qur’an meskipun dengan keringkasan penuturannya:
1.  Kata al-nutfah tidak terdapat terjemahan yang serupa di dalam bahasa Perancis. Dipergunakan di dalam bahasa Arab pada makna dasarnya menunjukkan cairan yang berjumlah sedikit (tetesan). Makna tersebut sesuai dengan an-nutfah dalam arti biologis kata tersebut. Hal tersebut untuk menunjukkan sedikitnya jumlah mani yang dapat membuahi ovum dan bersatu dengannya.
2.  Kata  alaqah  tidak menyerupai binatang melata yang dikenal dengan nama ini (pacat, lintah), dan bukan pula sekadar segumpal darah. Tetapi, bermakna penempelan yang kuat pada ovum setelah dibuahi menetap di dalam rahim dan menempel di dindingnya. Hal tersebut baru ditemukan pada abad modern:




3.                Kata al-mudghah menunjukkan segumpal daging lembut yang tidak memiliki bentuk tertentu. Hal ini sangat sesuai dengan hakikat ilmiah, karena tulang janin belum tercipta pada fase ini:


4.                Kata amsyaj (gamete), air mani laki-laki merupakan campuran dari beberapa cairan. Yaitu, cairan testis yang mengandung zat pembuahan, zat yang dihasilkan oleh kelenjar prostat, dan zat yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar lain, seperti kelenjar Cooper, dan kelenjar Litree. Oleh sebab itu, Al Qur’an ketika menggambarkan sel yang telah dibuahi dengan gamete tidak menyalahi fakta sebenarnya. Karena, sperma laki-laki merupakan cam­puran dari beberapa cairan:


Dr. Gerald Grunger, pengajar ilmu embriologi di beberapa Universitas Amerika, berkata, "Kebanyakan hakikat yang disebutkan oleh pembicara muslim sangat sesuai dengan hakikat ilmiah yang ditemukan oleh penelitian ilmiah. Akan tetapi, yang ingin saya tunjukkan bahwa manusia sejak dulu mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang perkembangan manusia. Oleh sebab itu, kita lihat bahwa sejarah ilmu embriologi berkaitan erat dengan sejarah psikologi dan filsafat. Karena, setiap ilmu ini membahas tentang manusia, pembentukan dan perkembangannya, baik dari segi badan maupun jiwa.
Karenanya, sejak masa dahulu, dari kejahilan orang Yunani dan Mesir kuno, mereka memaparkan berbagai macam penafsiran tentang perkembangan janin. Mereka menyandar-kan penafsiran mereka atas dasar sihir, pertengkaran, dan dugaan-dugaan.
Akan tetapi, dalam pembicaraan ini saya ingin menegas-kan bahwa Al Qur'anul Karim memiliki keistimewaan dalam menghapus akal manusia dari sihir dan perkiraan-perkiraan yang berkaitan dengan masalah perkembangan janin. Al Qur'an mengemukakan ayat-ayat yang memberikan penger-tian tentang perkembangan janin. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Al Qur'an telah melewati tahap deskripsi ketika berbicara tentang janin hingga ke tahap eksperimentasi. 
Suatu pikiran yang menakutkan muncul dalam otak saya. Yakni, ketika saya baca bahwa Al Qur'an berbicara tentang spermatozoa padahal belum ditemukan kecuali hanya pada abad ke-17. Al Qur’an juga berbicara tentang fase-fase dari setetes mani, segumpal darah, dan segumpal daging sebelum adanya penemuan-penemuan ilmiah modern. Oleh sebab itu, Al Qur’an adalah yang pertama kali mengemukakan penafsiran ilmiah berbagai macam fase janin di dalam rahim."


[1] la adalah Ketua Jurusan Embriologi di Universitas Toronto, Kanada, dan Ketua Persatuan Ilmuwan Embriologi Amerika-Kanada, menulis berbagai buku yang diterjemahkan ke delapan bahasa.
[2] Majalah al-faishal 'Nuansa', edisi 160, studi dengan judul, Al-Qur’an dan Hakikat Ilmu Biologi Modern, Dr. Ihsan Hindi.

Oksigen, Nikmat Allah Yang Tak Pernah Disyukuri


Masihkah anda bernafas dengan nyaman hari ini? Apabila kurang, berarti bisa saja itu karena anda terserang Influenza. Namun yang jelas apabila anda masih merasakan udara dalam paru–paru, anda masih merasakan ’kehidupan’. Sekarang bagaimana apabila udara itu sedikit sekali hingga sulit kita hirup?
Oksigen atau udara yang kita hirup sehari–hari itu hampir–hampir tidak pernah disadari sebagai kebutuhan mutlak supaya manusia itu dapat bertahan hidup. Ini karena ia (Oksigen) sudah tersedia begitu banyaknya di Bumi ini, hingga di banyak kondisi kita tidak perlu membayar sejumlah uang untuk jasa penyedia Oksigen.
Allah SWT telah mengatur penyediaan Oksigen bagi manusia hingga sedemikian sempurnanya. Sampai–sampai kita dibuat tidak sadar pula bahwa keberadaan kita menginjak Bumi ini juga sesuai dengan tekanan udara. Bagaimana apabila kita diciptakan selalu terbang ke angkasa atau dengan gravitasi nol? Bagaimana apabila kita ditempatkan di Planet selain Bumi? Maka jawaban akan pertanyaan ini sudah ada dalam al Qur’an 14 abad yang lalu: 


Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
(QS. Al An'aam (6): 125)

            Dalam ayat di atas, disesatkan Allah berarti bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan (di ayat sebelumnya), maka mereka itu menjadi sesat.
            Ayat diatas secara jelas menyebutkan kalimat: Yashsho’adu Fissamaa’ (Mendaki Langit) dan bukan Yashsho’adu Fil Jibaal (Mendaki Gunung). Apakah al Qur’an salah, karena kata kerja untuk pergi ke Langit adalah Terbang bukan Mendaki? Apakah kalimat tersebut hanya ungkapan Syair semata? Jelas tidak jawabannya menurut orang yang berpengatahuan.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap bertambah ketinggian naik ke udara, maka akan bertambah sesak napasnya karena berkurangnya tekanan udara. Juga karena berkurangnya jumlah oksigen yang dihirup paru – paru. Hakikat ini tidak mudah untuk dibuktikan secara praktis kecuali apabila manusia terbang ke atas udara.
            Sampai beberapa masa terakhir, orang–orang mengira bahwa udara menyebar luas hingga angkasa luar. Akan tetapi, setelah manusia terbang dan meninggi di angkasa pada ketinggian tertentu, ia megetahui bahwa meninggi sejauh satu kaki di udara akan membuat sesak dadanya. Sehingga, merasa dipeluk karena berkurangnya kepadatan udara dan jumlah oksigen yang diperlukan untuk bernapas dengan cepat sekali sesuai dengan bertambahnya ketinggian.
Hal ini terbukti di Pesawat Terbang, maskapai penerbangan tampaknya saling bersaing untuk menciptakan suasana terbang di ketinggian 30.000 atau 40.000 kaki (9.140 atau 12.200 m) di atas permukaan tanah senyaman mungkin, bagaikan di rumah sendiri, dan serupa dengan kehidupan di permukaan tanah Beberapa maskapai membanggakan makanan dan minuman anggur yang lezat, menyediakan majalah dan bantal, serta sesuatu yang kita anggap pasti ada di mana pun kita berada menyediakan udara dengan inn peratur dan tekanan yang nyaman bagi kita.
Sesungguhnya, udara ini datang dari luar pesawat terbang, namun sebelum sampai kepada anda udara melewati sistem yang memberi tekanan dan mengatur temperatur yang rumit, yang mempunyai beberapa sistem pengganti untuk memaksimalkan keselamatan.
Baling-baling dalam mesin Boeing 747 mengisap udara dari luar ke dalam kompresor mesin. Sebagian kecil dari udara ini dibelokkan langsung ke dalam sistem pneumatik untuk disesuaikan temperaturnya  dan diberi tekanan, menghindari ruang pembakaran sehingga tidak menyertakan elemen buangan yang beracun. Karena temperaturnya mencapai sekitar 204°C dalam kompresor, udara perlu didinginkan dengan udara yang baru, dingin dari luar. Diambil di bawah badan pesawat terbang udara luar ("udara yang dipaksa masuk lewat bukaan yang bergerak"), yang di ketinggian 45.000 kaki (13.700 m) mempunyai temperatur kira-kira -56,7°C.
Boeing 747 dapat mengendalikan dan mempertahankan temperatur berbeda di empat zona berbeda dalam pesawat: ruang kokpit, ruang penumpang di hidung, ruang penumpang di tengah, dan ruang penumpang di belakang. Tiga peralatan untuk mendaur udara, masing-masing terdiri dari baling-baling, kompresor, dan turbin yang menggunakan as yang sama, bekerja bersama-sama untuk mendinginkan udara dal.mi sistem pneumatik. Alat tersebut disesuaikan untuk mendinginkan udara sampai maksimum yang diperlukan oleh zona; udara ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki penampungan (coldplenum) umum. Dari situ udara diarahkan ke zona yang memerlukan temperatur paling dingin. Karena zona yang memerlukan temperatur yang lebih hangat, udara panas dapat ditambahkan sepanjang perjalanan untuk meningkatkan temperatur dari udara dingin sampai yang diinginkan.

 
Peralatan untuk mendaur udara menyediakan 8.000 kaki kubik (225 in1) udara segar per menit, dan sistem distribusi menambah 2.000 kaki kubik (56 m3) lagi per menit dari udara yang didaur ulang. Katup yang dioperasikan secara elektris mengendalikan jumlah udara panas atau dingin yang memasuki saluran dan dapat mengatur aliran udara melewati kombinasi mesin mana pun dan kombinasi peralatan mana pun; fleksibiilitas tersebut memastikan keamanan dalam kejadian satu atau bahkan dua peralatan menjadi tidak berfungsi. Dalam kabin utama, udara masuk sepanjang dinding samping setinggi rak untuk menggantung topi. Kira-kira 20 persen dari udara naik ke langit-langit, di situ baling-baling mengarahkannya kembali ke saluran pasokan. Udara buangan keluar melewati lubang di dinding samping sedikit di atas lantai dan disirkulasikan ke bawah untuk menghangatkan ruang bagasi, yang biasanya mempunyai temperatur 4,4-18,3°C.
Sama seperti pemanasan, pendinginan dan sirkulasi ulang dilakukan secara terus-menerus sewaktu pesawat sedang terbang, pengaturan tekanan udara dipertahankan dan juga dimonitor dengan saksama. Lewat panel dalam kokpit, pilot dapat mengendalikan tekanan udara dalam kabin secara manual, atau dapat dikendalikan secara otomatis. Tekanan udara turun ketika pesawat menurun; untuk mengimbangi keadaan ini, pesawat terbang harus "memompa untuk menaikkan tekanan" agar keadaan dalam kabin terasa cukup nyaman. Karena udara yang dipompakan dari stratosfer mengandung lebih sedikit oksigen, nitrogen, dan gas lain daripada yang biasa kita rasakan, lebih banyak udara dipompa masuk secara terus-menerus, dimampatkan, didinginkan, dan dilepaskan lewat sistem pendingin udara.
Sistem yang sepenuhnya otomatis mengukur jumlah tekanan yang diperlukan untuk menghindari kerusakan struktural atau ketidaknyamanan penumpang. Pada ketinggian 45.000 kaki (13.700 m), atmosfer di dalam pesawat terbang dapat dibandingkan dengan di ketinggian 8.000 kaki (2.440 m), yang cukup nyaman karena kerja fisik yang ekstrem dan berkepanjangan tidak diperlukan. Kalau pesawat turun, ada sistem katup yang melc paskan tekanan di dalam kabin secara perlahan-lahan, sehingga penum pang dan awak mengalami penyesuaian dengan ketinggian bandara yang didarati, dan pintu dari pesawat yang kedap udara dapat dibuka dengan aman tanpa ada udara yang mengalir masuk atau keluar dengan tiba-tiba.[1]
            Maka dari rumitnya penyediaan oksigen di kapal terbang yang tidak henti – hentinya kita hirup itu, bersyukurlah di setiap hari–hari anda. Mungkin hanya inilah alasan mengapa tidak ada yang namanya ‘Hari Sial’, setiap hari adalah Nikmat Allah, karena di setiap hari itu masih terdapat Oksigen yang menghidupkan kita. Kemudian yang dapat disimpulkan dari ayat tersebut bahwa al Qur’an itu memang benar–benar wahyu Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Juga menegaskan bahwa al Qur’an adalah mukjizat yang kakal abadi pada masa modern ini.
            Mengapa bisa begitu? Silahkan anda fikirkan sendiri apakah pada masa Nabi Muhammad saw, yaitu 14 abad yang lalu itu sudah terdapat pesawat terbang? Atau apapun yang dapat membawa seseorang itu ke angkasa, kemudian ia mencoba menghirup napas di sana dan akhirnya menyimpan pengalamannya itu dalam al Qur’an? Jika Ya, segera carilah informasi tentangnya. Jika Tidak Ada, maka seharusnya anda mengakui ketakjuban anda atas ayat di atas.
            Oksigen merupakan unsur gas dengan symbol ’O’. Gas ini tidak berwarna dan tidak mempunyai rasa. Di dalam tubuh, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Oksigen diperlukan oleh sel untuk mengubah glukosa menjadi energi. Selanjutnya energi inilah yang digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas seperti aktifitas fisik, penyerapan makanan, membangun kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh dan penghancuran bebarapa racun sisa metabolisme.Kekurangan oksigen menyebabkan metabolisme tidak berlangsung sempurna. Akibatnya tubuh terasa lelah, pegal-pegal, mengantuk, kekabalan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Manusia yang normal akan membutuhkan oksigen sekitar 375 liter per hari. Secara alamiah, kita mendapatkan oksigen dengan bernapas melalui paru-paru. Oksigen sampai di paru-paru kemudian ke alveoli lalu akan diikat oleh hemoglobin di dalam darah. Kemudian disalurkan ke seluruh tubuh untuk membantu proses pembakaran glukosa menjadi energi.
            Sekali kita menghirup nafas, paru-paru bisa menampung sekitar 500 ml udara ke dalam tubuh. Dalam kondisi lelah, seperti sehabis olah raga, kebutuhan tersebut akan meningkat 5-10 kali lipat. Saat berolahraga, tubuh akan merasa lelah karena asupan oksigennya berkurang.
            Dalam suhu ruangan, air secara alamiah sudah mengandung oksigen sebanyak 10 ppm atau 10 miligram per liter. Pada suhu lebih rendah (misalnya dalam lemari pendingin), kadar oksigen bisa meningkat hingga 15 ppm.
            Perlu diketahui, bila asupan oksigen di dalam tubuh berada dalam kadar yang normal, maka akan mendukung kesehatan kita. Namun, bila kadarnya terlalu tinggi, maka akan bersifat berbahaya karena oksigen bersifat radikal bebas. Radikal bebas merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya kanker. Tanda–tanda  kekurangan oksigen antara lain:
1.Badan cepat lelah, letih dan lesu .
2.Daya tahan tubuh cepat menurun sehingga mudah terserang infeksi.
3.Otot terasa pegal - pegal dan linu - linu.
4.Tekanan darah tinggi / rendah.
5.Gangguan pencernaan.

   Sedangkan manfaat oksigen bagi tubuh yaitu:
1.Lebih banyak oksigen dalam tubuh akan miningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.
2.Lebih banyak oksigen dalam otot akan meningkatkan performa, sehingga terlihat lebih segar dan selalu energik.
3.lebih banyak oksigen dalam otak membuat kita berpikir lebih jernih, tajam dan lebih wapada.
4.Lebih banyak oksigen dalam kulit akan menjadikan kulit lebih segar, lebih sehat dan awet muda.


Sekarang mengapa oksigen bisa muncul? Dari mana datangnya? Dari air. Sebelum adanya air? Dari hujan kosmik. Ingatkah anda saat bumi baru saja lahir? Benda-benda langit begitu kacaunya sehingga planetoid berjatuhan ke bumi. Batuan-batuan angkasa ini memiliki kandungan oksigen di dalamnya yang kemudian bercampur dengan hidrogen yang begitu melimpah ruah di antariksa. Batu-batu ini bisa berasal dari tata surya, bisa berasal dari bintang lain, bahkan bisa berasal dari galaksi lain. Mereka tercipta dari inti bintang yang meledak karena terlalu tua. Ledakan ini bernama supernova. Dan karena inti bintang mengandung oksigen maka letusannyapun mengandung oksigen. Kenapa oksigen ada di inti bintang?

 

 

 Di dalam inti bintang terjadi reaksi nuklir yang merubah hidrogen menjadi unsur berat. Dalam tabel berkala unsur-unsur, hidrogen adalah atom paling sederhana karena memiliki satu partikel penyusun nukleus. Tekanan dan suhu luar biasa tinggi di inti bintang, memaksa atom-atom hidrogen untuk bergabung menjadi atom-atom berat. Bila atom ini mengandung dua partikel penyusun nukleus, maka ia disebut helium. Bila mencapai delapan, ia disebut oksigen.

Atom-atom berat ini tidak selalu berada di inti bintang, ia bisa terdepak keluar karena arus konveksi yang bergejolak. Sebagian tentu tetap mengendap dan berproses lebih jauh. Hingga nukleus atom terberat yang mungkin tercipta, yaitu besi. Setelah inti dipenuhi besi, inti bintang tidak mampu lagi mengubahnya dan akhirnya meledak. Letusan akbar tercipta. Bagian bintang yang terlempar ini mendingin seiring menjauhnya ia dari asalnya. Mendingin terus dan akhirnya menjadi padat. Menjadi batuan-batuan yang akhirnya jatuh ke bumi. Mengantarkan oksigen yang tercampur karbon dan hidrogen ke daratan dan lautan lahar.

Akhirnya kitapun menarik napas lega karena pertanyaan kita terjawab. Dan nafas yang kita tarik benar-benar lega karena oksigen telah benar-benar penuh mengisi atmosfer, dua setengah miliar tahun setelah penciptaan bumi. Maka dari itu sekali lagi perbanyaklah mensyukuri Nikmat – nikmat Allah dalam hidup anda! Yang begitu banyaknya seperti Oksigen ini, agar kita senantiasa meninggikan harga diri kita di hadapan Allah, dan Allah-pun tidak membayar kita dengan Neraka-Nya. Karena di Neraka itu ternyata sedikit sekali Oksigen: 


Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),
(QS. Huud (11): 106)

            Ayat diatas selain sebagai ayat ancaman Allah bagi manusia, ia juga berfungsi sebagai ayat Sains yang luar biasa. Ayat diatas sangat ilmiah karena kita ketahui dengan pasti bahwa Lilin akan mati apabila ditutup dengan gelas. Artinya api itu tidak dapat bersatu dengan udara atau oksigen. Apalagi di Neraka yang unsur apinya jelas super besar?
Jadi kesimpulannya Neraka adalah suatu tempat nyata yang mungkin berada di planet atau dimensi lain dengan kadar oksigen sangat rendah dan bahkan mendekati nol. Itulah tempatnya orang–orang yang sangat rendah pula dalam mensyukuri hidupnya!
                Akhirnya, dari ayat sains kita yang pertama ini, selagi Oksigen masih mengisi kerongkongan dan paru–paru anda dengan jumlah yang banyak dan gratis, manfaatkanlah ‘fasilitas’ Allah itu dengan bijak. Pergunakan ia untuk terus berusaha mencapai cita–cita positif yang berguna bagi diri anda sendiri dan orang lain. Karena hanya dengan itulah baru dapat dikatakan kita telah pandai mensyukuri Nikmat Allah.   


[1] Bagaimana Orang Melakukannya? Alih bahasa Dr. Alexander Sindoro. p. 211