Selasa, 26 Oktober 2010

Ingatlah Ibu Mengandung Dan Melahirkan Kita Dengan Susah Payah

            Setelah anda diajak untuk mulai mensyukuri Oksiegen yang seringkali diremehkan keberadaannya bagi hidup anda. Sekarang adakah alasan lain kenapa anda harus bangkit dari permasalahan hidup anda? Adakah alasannya mengapa hidup kita ini sangat berharga? Ada, yaitu ingatlah bahwa Ibu mengandung dan melahirkan kita dengan susah payah.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS. Luqman (31): 14)

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
(QS. Al Ahqaaf (46): 15)

Telah terbukti secara ilmiah bahwa wanita yang hamil melewati berbagai fase. la harus memperhatikan kondisi janinnya dengan berbagai hal yang mendukung pertumbuhan janinnya. Pada beberapa fase tersebut, kondisi fisik tubuhnya mengalami berbagai perubahan, sesuai dengan beban yang diterimanya dari janinnya. Misalnya, beban terhadap jantungnya bertambah sekitar 30% dari kapasitas normal, jumlah darah bertambah 30% dari jumlah rata-rata sebelum kehamilan. Hal tersebut harus diiringi oleh pertambahan dalam bernapas. Sehingga, jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru mencapai sekitar 40% dari jumlah rata-rata biasanya.
Secara alami, wanita hamil dan janinnya mempunyai sisa-sisa pencernaan kimia. la harus membuang kotorannya dan kotoran janinnya. Oleh sebab itu, ginjalnya menanggung beban lebih banyak mencapai 60%. Hal ini mengharuskan peredaran darah yang cepat.
Para ilmuwan telah menghitungnya dengan perhitungan yang detail dan terperinci. Misalnya, mereka temukan bahwa darah yang dipompa jantung dalam satu menit mencapai 1 liter. Dari jumlah tersebut rahim mendapatkan sepertiga atau tepatnya setengah liter, kulitnya mendapatkan sepertiga, dan ginjal menerima darah sekitar 400:500 cm dalam setiap menit.
Telah ditetapkan bahwa pertumbuhan janin membutuhkan tenaga lebih banyak, dari tenaga yang dihasilkan ini menghasilkan sisa-sisa pembakaran. Apabila ditahan panas di dalam rahim, akan mengakibatkan kenaikan suhu yang tidak dapat diperkirakan akibatburuknya. Oleh sebab itu, peredaran darah semakin cepat antara rahim dan kulitnya untuk nu'mbawa darah yang mengandung panas yang dikeluarkan ke kulit sebagai sirkulasi dan membuangnya.
Di bawah kulit, darah mendingin sejenak dan kembali ke peredarannya di dalam tubuh. Lalu, ia mengambil panas dan kembali lagi ke kulit membawa panas tersebut untuk dilepaskan. Demikianlah berulang kali terjadi peredaran yang repat. Setiap sesuatu ada perhitungan yang teratur dan terperinci.
Aktivitas fisiologi ini diikuti oleh pertambahan berat wanita hamil yang mencapai sekitar 12 kg, rahim dan kandungannya bertambah sekitar 5 kg yang dibagi sebagai berikut.
1.  Rahim bertambah sekitar 1 kg.
2.  Cairan ammonium yang menyelimuti janin 1 kg.
3.  Plasenta 1 kg.
4.                Janin mencapai berat sekitar 3 kg ketika dilahirkan.
5.                Sisa pertambahan berat (6 kg) terbagi antara lemak, darah, dan cairan yang menyebar di antara sel-sel. Jumlah darah dan cairan bertambah dari ukuran rata-rata mencapai sekitar 2 kg. Lemak yang disimpan mencapai sekitar 4 kg. Simpanan tersebut seperti bank cadangan yang dipakai sebagian oleh ibu hamil ketika menyusui anaknya.

Pada dinding rahim terjadi beberapa perubahan penting, berat otot badan bertambah secara teratur pada bulan pertama pertumbuhan janin. Pada sekitar bulan keempat atau kelima permulaan kehamilan, urat atau otot tubuh mengental dan bertambah padat dua kali lipat dengan panjang berlipat ganda hingga 10 kali lipat. Pada bulan-bulan terakhir kehamilan hanya terjadi sedikit pertambahan berat dinding rahim. Namun, ia membesar sesuai dengan pertumbuhan janin dan melunak kekenyalannya secara bertahap mulai dari 9 mm pada bulan kelima sampai sekitar 6 mm sebelum kelahiran.
Seluruh perubahan fisiologis ini terjadi pada kehamilan normal. Pada berbagai kondisi ditambah dengan kesulitan adanya peradangan saluran kencing yang bertambah besar di masa kehamilan, yang mengakibatkan hilangnya albumin di dalam air seni. Sehingga, menimbulkan pembengkakan wajah dan kaki.
Banyak juga terjadi dalam kehamilan ketidakstabilan tekanan darah. Mayoritas ibu-ibu menderita penurunan tekanan darah yang mengakibatkan rasa pusing (vertigo). Kadang-kadang terjadi kenaikan tekanan darah. Apabila tidak diobati secepatnya, akan mengakibatkan keracunan yang sangat berbahaya dan berefek pada meninggalnya janin atau ibu hamil.
Ibu tidak menderita kesulitan-kesulitan tubuh saja. Akan tetapi, kondisi psikologisnya mengalami kekacauan. la berada dalam keadaan antara harap-harap cemas, sedih atau gembira, khawatir dari kehamilan dan kesulitan-kesulitannya. la mengharap pertolongan Allah dari kesusahan-kesusahan yang dideritanya.
Ibu hamil berada dalam keadaan lemah dari sejak awal masa kehamilan hingga masa kelahiran bayinya. Berakhir masa kelahiran dalam tiga tahap. Pertama, pembesaran leher rahim sehingga memudahkan kepala janin masuk ke dalamnya.
Kedua, kontraksi rahim dengan kuat, yang merupakan puncak kesakitan yang diderita ibu, untuk mendorong janin ke saluran kelahiran agar keluar ke alam nyata. Ini merupakan masa kritis pada hidup ibu maupun anaknya, bahkan hidup keduanya. Oleh sebab itu, sebagian orang mengibaratkannya dengan perkataan mereka, "Itulah proses keluarnya satu jiwa dari jiwa yang lain atau satu ruh dari ruh yang lain." Itulah ungkapan yang menunjukkan besarnya beban ibu dalam melakukan pencegahan dan perawatan terhadap jiwa dan tubuhnya.
Ketiga, pelepasan plasenta yang menyuplai kebutuhan nutrisi janin. Yakni, setelah lepasnya darah ketuban ibu yang menanggung bebannya dengan penuh kerelaan. Pada saat proses kelahiran, berlangsung berbagai peristiwa yang dipenuhi dengan kehebohan dan penderitaan.
Saat itu otot rahim berkontraksi (mengerut) dengan sangat kuat, membesarnya leher rahim, yang menyebabkan timbulnya denyutan kegelisahan lebih kuat. Demikian juga pada daerah yang melingkupi tulang panggul. Denyutan-denyutan ini berpindah dalam sirkulasinya dari bagian kecil dari otak yang disebut hipotalamus yang menerjemahkan isyarat yang sampai kepadanya dan mengubahnya menjadi kelenjar pituitary (pituitary gland) yang tersembunyi tepat di atasnya. Lalu, dijawab secara cepat. Sehingga, timbul lebih banyak lagi hormon yang menciutkan otot rahim. Pengaruh hormon tersebut yang berpindah dari jalan darah ke otot, membuat rahim bertambah mengerut. Sehingga, mengakibatkan bertambah lebarnya leher rahim yang menimbulkan denyutan napas yang lebih kuat.
Demikianlah berlangsungnya proses kelahiran dalam beberapa episode yang terjalin rapi. Yakni, dari menahan sakit hingga kegembiraan ketika keluarnya bayi yang dikandung. Kesakitan dan beban yang ditanggung ibu hamil, kadang-kadang mengakibatkan kematian baginya. Sehingga, Allah mewasiatkan pada seorang anak agar berbuat baik kepada ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah seperti di dalam firman-Nya di atas. Maka tampaklah bagi kita sekarang akan keindahan susunan bahasa Al Qur’andi dalam menjelaskan keadaan kehamilan seorang ibu yang merupakan kemukjizatan ilmiah dalam kalimat yang singkat dan ringkas.
Seorang illmuwan Kanada, Kate Moore[1], berkata, "Telah diketahui bahwa kehamilan tidak terjadi kecuali dengan adanya pertemuan antara satu spermatozoa dengan ovum. Tetapi, kemukjizatan ilmiah Al Qur’anyang saksikan menjelaskannya dalam satu kata yang menggambarkan seluruh kejadian yang terjadi setelah pembuahan, yakni kata ‘Taghiid’ yang berarti mengurangi, yakni dalam firman Allah:

Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap wanita, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
(QS. ar-Ra'd (13): 8)

Kata-kata yang mengurangi menggambarkan beberapa peristiwa. Setiap saat spermatozoa mendekati ovum, maka akan berkurang jumlahnya.Mari kita ikuti pembicaraan dengan Profesor Kanada, Kate Moore, yang merupakan ilmuwan embriologi terkenal. La mengatakan, "Ketika dilakukan pemeriksaan terhadap fase-fase janin di dalam kandungan ibunya dengan menggunakan peralatan canggih dengan teknologi mutakhir, sesuai sekali dengan apa yang disebutkan di dalam Al Qur’andari periode pembentukan tulang, daging, dan lain sebagainya."
Ketika dikatakan padanya, "Apakah mungkin Rasulullah mengetahui seluruh perincian tentang janin?" la menjawab, "Mustahil... dunia pada waktu itu tidak mengetahui bahwa janin tercipta dalam beberapa fase. Bahkan, ilmu pengetahuan hingga saat ini belum dapat menamakan fase-fase janin. Tetapi, menyebutkannya dengan penomoran pada waktu Al-Qur"an menjelaskan dengan menggunakan istilah yang terbatas dan ringkas serta terperinci. Jelaslah bagi saya bahwa petunjuk-petunjuk ini datang pada Nabi Muhammad dari Allah."
Kemudian ilmuwan Kanada tersebut menyimpang dari pokok pembicaraan menjelaskan secara global sambil berkata, "Sebenarnya pemikiran evolusi janin dalam beberapa fase baru ditemukan pada abad kedua puluh. Fase yang disebut ilmuwan dengan zygote merupakan fase pertama pembentukan janin yang secara tepatnya adalah nuthfah. Banyak ilmuwan dan orang-orang yang menafsirkan nutfah dengan sperma saja. Namun, kemudian terbukti bahwa nuthfah terbentuk dari setetes kecil dari percampuran laki-laki dan wanita atau dari air mani laki-laki dan ovum wanita.
Kemudian saya pelajari juga fase-fase perkembangan janin yang lain. Maka, saya temukan fase kedua dari periode-periode perkembangan janin sesuai dengan pembagian di dalam Al Qur’anyakni periode "alaqah" 'segumpal darah'. Pada fase ini zygote atau nuthfah melekat ke dinding rahim. Saya sangat kebingungan dan takjub serta terpesona terhadap penafsiran ini yang tidak mungkin datang kecuali dari ahli atau pakarnya. Hal demikian karena janin menyerupai segumpal darah setelah 23 hari.
Kemudian tiba fase ketiga dari perkembangan janin, yakni fase mudghah atau segumpal daging yang dimulai dari hari ke-23 atau ke-25 pembentukan janin. la sangat mirip sekali dengan segumpal daging. Kemudian tiba fase pembentukan tulang setelah fase mudghah, seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur'an. Hal ini pun terjadi secara nyata terhadap janin. Sehingga, merupakan kemukjizatan ilmiah Al-Qur'an. Karena, ia menjelaskan kenyataan yang terjadi pada janin sebagaimana ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern."
Prof. Moore terus menerangkan fase-fase perkembangan janin sebagaimana yang dijelaskan Al-Qur'an. Kemudian dikuatkan kesahihannya oleh penelitian ilmiah. la mengung-kapkan hal tersebut dengan berkata, "Sampai saat ini segala yang saya baca secara mendetail dari segi keilmiahan. Itulah yang disebut dengan kemukjizatan. Sedangkan, sesungguhnya setiap apa yang terdapat di dalam Al Qur’ansesuai dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Saya juga menemukan dalam penelitian yang rumit bahwa segala gambaran Al Qur’ansangat sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam perkembangan janin."
Dokter Perancis, Maurice Bucaille, berbicara tentang Al Qur’andan kandungan ilmiahnya, berkata, "Agar kita mengetahui dengan baik kecocokan antara pengetahuan yang terdapat di dalam Al Qur’ansebelum 14 abad yang lalu dan antara hakikat-hakikat ilmu biologi modern secara khusus reproduksi manusia, maka sebaiknya kita menyebutkan tentang fase-fase pembuahan biologis yang terkenal pada masa ini yang dapat kita ringkas dalam lima fase berikut ini.
  1. Pemisahan ovum (sel telur) dari ovari (indung telur) pada masa kesuburan, atau pada pertengahan periode menstruasi bulanan.
  2. Pembuahan ovum apabila bertemu dalam kondisi yang mendukung pembuahan dengan beberapa cairan sperma laki-laki atau mani meskipun dalam jumlah sedikit.
  3. Sperma laki-laki dihasilkan oleh testis. Tetapi, di sana terdapat beberapa kelenjar lain yang ikut serta menghasilkan zat yang ditambahkan pada sperma. Namun, tidak mempunyai efek pembuahan. Kemudian seluruh sperma ini keluar ketika ejakulasi pada saluran kencing organ kelamin laki-laki.
  4. Setelah pembuahan sel telur dengan spermatozoa, dimulailah masa kehamilan dengan fase-fasenya. Mulai dari ovum yang tidak memiliki bentuk tertentu sehingga menjadi sebentuk daging. Kemudian membentuk tulang dan anggota badan serta otot, dan selanjutnya.
 
Apabila kita membaca Al Qur’an dengan tekun, maka akan kita temukan banyak ayat Al Qur’anyang berbicara tentang reproduksi manusia. Yang mengagumkan hati bahwa ayat-ayat ini semuanya sangat sesuai dengan apa yang kita sebut dengan periodeisasi pembuahan dan kehamilan sebagaimana diketahui pada hari ini dari data-data ilmu biologi modern. Sebagai contoh kita ambil ayat ini:

 
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
(QS. Az Zumar (31): 6)

Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim. Ayat ini menegaskan bahwa pembentukan janin terjadi dalam tahap "kejadian demi kejadian" sebagaimana ia mengisya-ratkan bahwa janin berada dalam kegelapan selama masa kehamilan. Namun, kita bertanya-tanya kenapa disebut dengan Tiga Kegelapan?
Dr. Bucaille berkata, "Tiga kegelapan merupakan tiga penyekat atau lapisan yang memisahkan janin dari dunia luar. Janin hidup di dalam membrane plasenta yang terdapat di dalam rahim wanita. Atas dasar ini, maka tiga kegelapan di ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan kegelapan adalah:
1.      Kegelapan Membrane Plasenta (Amnion Membrane),
2.      Kegelapan Rahim (Decudea Membrane), kemu­dian
3.      Kegelapan Dinding Perut (Chorion Membrane)"[2].

Dr. Bucaille mengungkapkan bahwa dia bisa memperoleh beberapa ungkapan terperinci dan mendalam dari kata–kata yang dipergunakan dalam Al Qur’an meskipun dengan keringkasan penuturannya:
1.  Kata al-nutfah tidak terdapat terjemahan yang serupa di dalam bahasa Perancis. Dipergunakan di dalam bahasa Arab pada makna dasarnya menunjukkan cairan yang berjumlah sedikit (tetesan). Makna tersebut sesuai dengan an-nutfah dalam arti biologis kata tersebut. Hal tersebut untuk menunjukkan sedikitnya jumlah mani yang dapat membuahi ovum dan bersatu dengannya.
2.  Kata  alaqah  tidak menyerupai binatang melata yang dikenal dengan nama ini (pacat, lintah), dan bukan pula sekadar segumpal darah. Tetapi, bermakna penempelan yang kuat pada ovum setelah dibuahi menetap di dalam rahim dan menempel di dindingnya. Hal tersebut baru ditemukan pada abad modern:




3.                Kata al-mudghah menunjukkan segumpal daging lembut yang tidak memiliki bentuk tertentu. Hal ini sangat sesuai dengan hakikat ilmiah, karena tulang janin belum tercipta pada fase ini:


4.                Kata amsyaj (gamete), air mani laki-laki merupakan campuran dari beberapa cairan. Yaitu, cairan testis yang mengandung zat pembuahan, zat yang dihasilkan oleh kelenjar prostat, dan zat yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar lain, seperti kelenjar Cooper, dan kelenjar Litree. Oleh sebab itu, Al Qur’an ketika menggambarkan sel yang telah dibuahi dengan gamete tidak menyalahi fakta sebenarnya. Karena, sperma laki-laki merupakan cam­puran dari beberapa cairan:


Dr. Gerald Grunger, pengajar ilmu embriologi di beberapa Universitas Amerika, berkata, "Kebanyakan hakikat yang disebutkan oleh pembicara muslim sangat sesuai dengan hakikat ilmiah yang ditemukan oleh penelitian ilmiah. Akan tetapi, yang ingin saya tunjukkan bahwa manusia sejak dulu mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang perkembangan manusia. Oleh sebab itu, kita lihat bahwa sejarah ilmu embriologi berkaitan erat dengan sejarah psikologi dan filsafat. Karena, setiap ilmu ini membahas tentang manusia, pembentukan dan perkembangannya, baik dari segi badan maupun jiwa.
Karenanya, sejak masa dahulu, dari kejahilan orang Yunani dan Mesir kuno, mereka memaparkan berbagai macam penafsiran tentang perkembangan janin. Mereka menyandar-kan penafsiran mereka atas dasar sihir, pertengkaran, dan dugaan-dugaan.
Akan tetapi, dalam pembicaraan ini saya ingin menegas-kan bahwa Al Qur'anul Karim memiliki keistimewaan dalam menghapus akal manusia dari sihir dan perkiraan-perkiraan yang berkaitan dengan masalah perkembangan janin. Al Qur'an mengemukakan ayat-ayat yang memberikan penger-tian tentang perkembangan janin. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Al Qur'an telah melewati tahap deskripsi ketika berbicara tentang janin hingga ke tahap eksperimentasi. 
Suatu pikiran yang menakutkan muncul dalam otak saya. Yakni, ketika saya baca bahwa Al Qur'an berbicara tentang spermatozoa padahal belum ditemukan kecuali hanya pada abad ke-17. Al Qur’an juga berbicara tentang fase-fase dari setetes mani, segumpal darah, dan segumpal daging sebelum adanya penemuan-penemuan ilmiah modern. Oleh sebab itu, Al Qur’an adalah yang pertama kali mengemukakan penafsiran ilmiah berbagai macam fase janin di dalam rahim."


[1] la adalah Ketua Jurusan Embriologi di Universitas Toronto, Kanada, dan Ketua Persatuan Ilmuwan Embriologi Amerika-Kanada, menulis berbagai buku yang diterjemahkan ke delapan bahasa.
[2] Majalah al-faishal 'Nuansa', edisi 160, studi dengan judul, Al-Qur’an dan Hakikat Ilmu Biologi Modern, Dr. Ihsan Hindi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar